Tuesday, February 12, 2013

Tips Membeli Hyundai Atoz

 Salah satu city car yang punya model futuristik adalah Hyundai Atoz. Modelnya sendiri didatangkan kali pertama pada Maret 2000 di bawah payung PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI).

Kendaraan yang bisa menampung empat orang dewasa ini mengadopsi mesin berkapasitas 1.000 cc SOHC 12 katup dengan sistem multipoint injection. Dengan mengacu pada dapur pacunya tersebut Atoz mampu menarik pasar, termasuk di bursa mobkas. Apalagi Atoz juga dimunculkan dengan varian matik.

Nah, bila menilik dari sejarah, pada tahun 2000, Atoz dihadirkan dalam bentuk CBU. Nah, saat memasuki 2001, Atoz hadir lewat CKD yang hadir dalam 3 varian; G, GLX dan GLS sebagai versi teratas. (mobil.otomotifnet.com)


Salah satu citycar asal Korea yang menggebrak di awal dekade 2000-an adalah Hyundai Atoz. Dengan modal tampang imutnya, mobil yang bermakna A to Z ini dapat dijadikan alternatif citycar selain Suzuki Karimun, Kia Visto atau Daihatsu Ceria.

"Memakai Atoz cukup enak buat harian, bodinya kompak dan stylish. Mesin juga tidak rewel seperti yang dikhawatirkan, bahkan terbilang irit. Tetapi yang lumayan bermasalah ada pada bagian fitur seperti AC dan bagian window," ujar Ambo, pengguna Atoz II buatan 2005.

Ada dua generasi Atoz yang masuk ke pasar Indonesia. Genersi pertama bermesin SOHC 12 katup 999 cc dengan teknologi multipoint injection hadir sejak tahun 2000-2005. Upgrade tampang terjadi pada tahun 2003 dengan aplikasi bemper sewarna bodi dan cat two tone. Fitur standar lainnya adalah lampu depan dan foglamp diamond cut, gril kecil dan spidometer warna putih.

Generasi kedua hadir pada thun 2005 yang biasa disebut Atoz II. Perubahan ini terjadi di semua aspek, mulai dari desain sampai mesin. Pada model ini, mesin sudah berkapasitas 1.100 cc, sama seperti pesaingnya, Kia Picanto.

Buat anda yang kepincut dengan mobkas Atoz, untuk model pertama yang dilepas pada tahun 2000-2005 cukup mengeluarkan biaya Rp 55-75 jutaan. Sedangkan generasi kedua, alias Atoz II yang hadir sejak 2005-2008 dijual Rp 77-89 jutaan. (mobil.otomotifnet.com)

Ketika memutuskan untuk membeli mobkas Hyundai Atoz, ada baiknya memeriksa kondisi power window nya. Maklum setelah membeli, banyak yang mengeluhkan power window nya yang rusak.

“Kemungkinan power window yang dipasang adalah produk variasi yang pemasangannya kurang rapi,” kata Nelson Hutagalung, Workshop Head Hyundai Depok.
Cara membedakan fitur power window variasi dengan yang bawaan pabrik pun tak sulit. “Power window bawaan pabrik dapat dilihat dengan adanya tombol di bagian arm rest pada pintu pengemudi. Sedangkan pada versi aksesoris tombolnya tertanam pada trim pintu,” jelas Nelson.
sumber: http://mobil.otomotifnet.com

Buat anda baru membeli mobkas Hyundai, seperti Getz, Atoz atau Avega tak perlu ragu langsung memboyongnya ke bengkel resmi untuk melakukan general check up. Hal ini bertujuan untuk mengetahui masalah yang bisa saja terjadi pada mobkas anda. Hal ini disampaikan oleh Kustrihadi, Koordinator Workshop PT Hyundai Mobi Indonesia. Menurutnya, pengguna mobkas Hyundai tetap diterima di bengkel resmi tanpa mengenal usia dan tipe kendaraan. “Kami menerima semua kendaraan merek Hyundai dari tahun berapa pun. Jadi pemilik mobkas Getz, Atoz, Tucson, Trajet atau Avega bisa datang ke bengkel kami,” ujarnya sembari menyatakan jika biaya general check up berkisar Rp 220 ribu diluar spare part. Pria ramah ini juga mengeluhkan banyaknya salah kaprah mengenai bengkel resmi yang membuat pemilik mobkas Hyundai enggan memeriksakan kendaraan di sana. “Banyak anggapan mengenai ongkos kerja dan harga spare part yang mahal. Padahal hitungannya tidak begitu,” ungkapnya. Menurutnya ongkos tersebut terbilang sepadan karena semua hasil kerja dan spare part yang dibeli mendapat garansi. Bahkan spare part kami jamin selama 1 tahun, atau 20.000 km. “Sehingga pemilik mobil tak perlu keluar uang lebih banyak untuk penggantian part yang tak jelas,” ujar Kustrihadi. Sebagai contoh, pengguna mobkas yang ogah servis di bengkel resmi, ketika mobilnya bermasalah justru menyalahkan merek mobil tersebut. “Pengguna juga jadi bolak-balik ke bengkel umum, lalu ke bengkel resmi untuk membenahi kerusakannya,” tutupnya.

No comments:

Post a Comment